Rabu, 25 Januari 2012

Sebotol Susu Cerita Untuk Si Kecil

 
 
Margie Si Boneka Kayu
 

Di suatu desa yang kecil, hiduplah rakyat yang saling mengasihi dan saling tolong menolong. Mereka hidup dengan sangat tentram, tetapi mereka bukan rakyat biasa, mereka adalah rakyat boneka kayu desa Wemix itulah namanya (Gbr 1). Di desa ini ada seorang bapak yang bernama bapak Gober. Bapak inilah yang menciptakan boneka-boneka tersebut. Ketika boneka-boneka itu diciptakan dan hidup di desa Wermix ini mereka saling manilai satu dengan yang lain (Gbr 2). Kalau bonekanya itu bagus, mereka akan saling menempelkan bintang-bintang kecil di badan boneka yang lain, tetapi kalau boneka itu jelek, maka akan ditempelkan kertas yang berbentuk bulat. Jadi, di dalam desa itu ada boneka-boneka yang ditempelkan dengan bintang-bintang dan ada juga yang  ditempelkan dengan kertas-kertas. Setiap boneka pasti ada tempelan bintang maupun kertas. Kebiasaan di desa ini pada akhir tahun biasanya merayakan acara untuk boneka-boneka terbaik (Gbr 3). Tetapi ada sebuah boneka yang bernama Margie. Margie adalah beneka yang tidak dianggap di desa Wermix karena Margie adalah boneka yang mudah terkelupas, kayunya yang mudah rapuh, kayu yang tidak tegap dan sangat jelek.
Sehingga ketika setiap boneka yang bertemu dengan Margie, pasti akan memberikan tempelan kertas (Gbr 4). Tidak ada satupun tempelan bintang yang diberikan kepada Margie. Hal ini membuat dia sangat sedih. Lama kelamaan Margie mulai menyalahkan dirinya sendiri dan orang yang menciptakannya (Gbr 5).
Sampai suatu hari Margie bertemu dengan seorang boneka lain yang bernama Maggie. Margie kaget ketika melihat Maggie yang tidak memiliki tempelan apapun, (Gbr 6) soalnya Maggie adalah boneka kayu yang sangat bagus, kayunya licin, tidak mudah terkelupas dan tegap badannya sehingga ketika ditempel simbol-simbol itu jatuh. Tidak dapat tertempel ditubuhnya Maggie. Selain itu Maggie adalah boneka yang sengat baik dan dia mau berteman dengan Margie.
Setiap hari mereka bermain bersama dan Margie sangat senang karena dia sekarang sudah memiliki seorang sahabat. Sampai suatu hari Margie berdoa meminta kepada Tuhan supaya dia dapat memiliki tubuh yang bagus seperti Maggie (Gbr 7). Dan pada saat musim panas, Margie menanyakan kepada Maggie bagaimana bisa menjadi boneka kayu yang bagus. Dengan senang hati Maggie memberitahu bahwa dia diperbaiki untuk seorang bapak yang tinggal di atas bukit jauh di sana yaitu Bapak Gober (Gbr 8).
Keesokan harinya Margie memberanikan diri pergi ke rumah bapak Gober tersebut. Ketika dia mulai memberanikan diri untuk masuk, bapak Gober ini sedang sibuk membuat boneka-boneka kayu yang lain (Gbr 9. Dia mulai berbicara dengan bapak Gober ini dengan sangat ketakutan. Kemudian Margie berkata, “ eh..eh..eh..pa..pa..b..o..le..h..kah bapak memperbaiki saya menjadi boneka yang bagus?”. Namun bapak Gober ini hanya diam saja dan tidak memperdulikan dia. Margie sangat sedih lalu mengambil keputusan untuk pulang ke desanya. Kemudian ketika dia berjalan menuju pintu, lalu bapak Gober memanggil namanya, ujarnya, “Margie?”. Dia sangat terkejut dalam hatinya dia berkata, “Kok bapak ini tahu nama saya?”. Lalu dia mulai mendekati bapak Gober, “apa yang kamu inginkan Margie?” tanyanya bapak Gober. Margie menjawab, “saya ingin menjadi boneka yang kuat, yang licin, dan yang tidak rapuh Pak.” Kemudian bapak Gober mulai mendekati Margie dan manaruhnya disampingnya (Gbr 10). Bapak Gober mulai berbicara, “Margie kamu adalah boneka yang baik, boneka yang diciptakan dengan keunikan tersendiri, jangan pernah kamu kecil hati melihat dirimu sendiri.” Margie tersentak mendengar kata-kata bapak Gober. Dia bertanya kepadanya, “mengapa bapak bisa berkata seperti itu?” dia pun menjawab, “karena Aku yang menciptakanmu Margie, Aku yang membentukmu (Gbr 11). Aku yang memberikan keunikan itu kepada dirimu, walaupun orang lain menghina kamu bahkan membencimu tetapi kamu berharga di mataKu Margie.” Margie mulai terdiam dan menangis. Lalu tangan bapak Gober mulai menyentuh Margie (Gbr 12) dan apa yang terjadi, Bapak Gober mulai membentuk Margie untuk menjadi boneka yang licin, yang bagus dan kuat. Dia mulai menggosok-gosok tubuhnya Margie, Margie mulai berteriak kesakitan, tetapi bapak Gober berkata, “sabar Margie kamu akan menjadi bagus”.Dan setelah selesai, Margie menjadi boneka yang bagus. Kemudian Margie berkata, “terima kasih Pa Gober, Margie sangat senang.” Ketika dia dalam perjalanan pulang, tempelan-tempelan kertas itu mulai berjatuhan dari tubuhnya Margie (Gbr 13). Sekarang Margie menjadi boneka yang  sangatindah dan disukai oleh orang banyak.        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar