Margie Si Boneka Kayu
Di
suatu desa yang kecil, hiduplah rakyat yang saling mengasihi dan saling tolong
menolong. Mereka hidup dengan sangat tentram, tetapi mereka bukan rakyat biasa,
mereka adalah rakyat boneka kayu desa Wemix itulah namanya (Gbr 1). Di desa ini ada
seorang bapak yang bernama bapak Gober. Bapak inilah yang menciptakan
boneka-boneka tersebut. Ketika boneka-boneka itu diciptakan dan hidup di desa
Wermix ini mereka saling manilai satu dengan yang lain (Gbr 2). Kalau bonekanya itu
bagus, mereka akan saling menempelkan bintang-bintang kecil di badan boneka yang
lain, tetapi kalau boneka itu jelek, maka akan ditempelkan kertas yang
berbentuk bulat. Jadi, di dalam desa itu ada boneka-boneka yang ditempelkan
dengan bintang-bintang dan ada juga yang
ditempelkan dengan kertas-kertas. Setiap boneka pasti ada tempelan
bintang maupun kertas. Kebiasaan di desa ini pada akhir tahun biasanya merayakan acara untuk boneka-boneka terbaik (Gbr 3). Tetapi ada sebuah boneka yang bernama Margie. Margie
adalah beneka yang tidak dianggap di desa Wermix karena Margie adalah boneka
yang mudah terkelupas, kayunya yang mudah rapuh, kayu yang tidak tegap dan
sangat jelek.
Sehingga
ketika setiap boneka yang bertemu dengan Margie, pasti akan memberikan tempelan
kertas (Gbr 4). Tidak ada satupun tempelan bintang yang diberikan kepada Margie. Hal
ini membuat dia sangat sedih. Lama kelamaan Margie mulai menyalahkan dirinya
sendiri dan orang yang menciptakannya (Gbr 5).
Sampai
suatu hari Margie bertemu dengan seorang boneka lain yang bernama Maggie.
Margie kaget ketika melihat Maggie yang tidak memiliki tempelan apapun, (Gbr 6) soalnya
Maggie adalah boneka kayu yang sangat bagus, kayunya licin, tidak mudah terkelupas
dan tegap badannya sehingga ketika ditempel simbol-simbol itu jatuh. Tidak
dapat tertempel ditubuhnya Maggie. Selain itu Maggie adalah boneka yang sengat
baik dan dia mau berteman dengan Margie.
Setiap
hari mereka bermain bersama dan Margie sangat senang karena dia sekarang sudah
memiliki seorang sahabat. Sampai suatu hari Margie berdoa meminta kepada Tuhan
supaya dia dapat memiliki tubuh yang bagus seperti Maggie (Gbr 7). Dan pada saat musim
panas, Margie menanyakan kepada Maggie bagaimana bisa menjadi boneka kayu yang
bagus. Dengan senang hati Maggie memberitahu bahwa dia diperbaiki untuk seorang
bapak yang tinggal di atas bukit jauh di sana yaitu Bapak Gober (Gbr 8).
Keesokan
harinya Margie memberanikan diri pergi ke rumah bapak Gober tersebut. Ketika
dia mulai memberanikan diri untuk masuk, bapak Gober ini sedang sibuk membuat
boneka-boneka kayu yang lain (Gbr 9. Dia mulai berbicara dengan bapak Gober ini dengan
sangat ketakutan. Kemudian Margie berkata, “
eh..eh..eh..pa..pa..b..o..le..h..kah bapak memperbaiki saya menjadi boneka yang
bagus?”. Namun bapak Gober ini hanya diam saja dan tidak memperdulikan dia.
Margie sangat sedih lalu mengambil keputusan untuk pulang ke desanya. Kemudian
ketika dia berjalan menuju pintu, lalu bapak Gober memanggil namanya, ujarnya,
“Margie?”. Dia sangat terkejut dalam hatinya dia berkata, “Kok bapak ini tahu
nama saya?”. Lalu dia mulai mendekati bapak Gober, “apa yang kamu inginkan
Margie?” tanyanya bapak Gober. Margie menjawab, “saya ingin menjadi boneka yang
kuat, yang licin, dan yang tidak rapuh Pak.” Kemudian bapak Gober mulai
mendekati Margie dan manaruhnya disampingnya (Gbr 10). Bapak Gober mulai berbicara,
“Margie kamu adalah boneka yang baik, boneka yang diciptakan dengan keunikan
tersendiri, jangan pernah kamu kecil hati melihat dirimu sendiri.” Margie
tersentak mendengar kata-kata bapak Gober. Dia bertanya kepadanya, “mengapa
bapak bisa berkata seperti itu?” dia pun menjawab, “karena Aku yang
menciptakanmu Margie, Aku yang membentukmu (Gbr 11). Aku yang memberikan keunikan itu
kepada dirimu, walaupun orang lain menghina kamu bahkan membencimu tetapi kamu
berharga di mataKu Margie.” Margie mulai terdiam dan menangis. Lalu tangan
bapak Gober mulai menyentuh Margie (Gbr 12) dan apa yang terjadi, Bapak Gober mulai
membentuk Margie untuk menjadi boneka yang licin, yang bagus dan kuat. Dia
mulai menggosok-gosok tubuhnya Margie, Margie mulai berteriak kesakitan, tetapi
bapak Gober berkata, “sabar Margie kamu akan menjadi bagus”.Dan setelah selesai, Margie menjadi boneka yang bagus.
Kemudian Margie berkata, “terima kasih Pa Gober, Margie sangat senang.” Ketika
dia dalam perjalanan pulang, tempelan-tempelan kertas itu mulai berjatuhan dari
tubuhnya Margie (Gbr 13). Sekarang Margie menjadi boneka yang sangatindah dan disukai oleh orang
banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar